Aku terjebak pada luka yang tercipta begitu saja
Entah kesalahan apa yang telah membuatmu pergi
Kini hari-hariku semakin terasa sepi
Tawamu yang begitu kuat menawar kesedihanku
Kini tersisa butiran luka yang menumpuk menjadi rindu
Kamu yang pernah menikam diriku agar tak kenal arah
Kini hilang kabar tanpa sedikitpun pesan datang
Aku selalu teringat wajahmu yang begitu presisi, selalu cantik di segala kondisi
Namun kini hanya tinggal cerita yang tercatat sebagai sejarah
Bahwa kita pernah bertatap muka lalu saling meninggalkan luka
Kamu: datang sesempatnya, pergi secepatnya
Aku sangat rindu walau tak sedikitpun senyum kau lempar ke arahku
Baca juga puisi lainnya! Teringat Kita
Jemariku enggan berhenti menceritakan pertemuan kita
Mengartikan segala sisi hidupmu
Baru saja aku mulai mengenal dirimu
Yang selama ini aku coba baca
Yang selama ini aku dekati
Tak ada celah untukku berhenti
Tak ada alasan untukku tak menganggumimu
Titik buta pandangku sudah menyebar ke seluruh arah
Bahwa kau memang begitu indah
Ketika kulihat dan kutatap profilmu yang terpampang rapih
Mataku enggan berkedip, detak jantungku terpompa kencang
Walau sudah berjam-jam jempolku masih ingin berdendang
Menyentuh tombol suka pada setiap gambar yang kau tampilkan
Malu mengungkapkan isi hati, namun ingin dia mengerti? Sampaikan dengan pesan singkat di pakaianmu, Beli Sekarang! Merchandise Lelahbersajak
Bentuk hijabmu tak lekang dari perhatianku
Objek gayamu tak lekang dari analisa
Bagaimana bisa
Dengan wajah yang tak tertampilkan
Namun keindahan begitu nampak terpancarkan
Ya walaupun kamu memang sudah tak lagi ingin kenal diriku
Entah luka apa yang telah kuberi
Entah kesalahan apa yang telah membuatmu pergi
Kini hari-hariku semakin terasa sepi
Tawamu yang begitu kuat menawar kesedihanku
Kini tersisa butiran luka yang menumpuk menjadi rindu
Image by Free-Photos from Pixabay
Aku terjebak luka
Karena,
Kamu: datang sebentar saja, pergi tak kembali dan lupa arah
Ya, itulah kamu yang dulu sempat datang walau hanya sesaat