Sajak Kemanusiaan

Kemanusiaan hilang dari kehidupan manusia
Banyak manusia berlomba-lomba menjadi penguasa
Berlomba-lomba menjadi terhormat
Menjadi terkaya
Tercerdas
Terpenting
Terkuat

Iya manusia sudah lupa kehidupan sesungguhnya
Banyak kematian yang dibuat
Banyak kemiskinan yang diatur
Banyak kesengsaraan yang diadakan

Saling tikam atas nama kelaparan
Saling sikut atas nama kekuasaan
Saling menjatuhkan atas nama kekuatan


Baca juga: Sajak Kehidupan


Kehidupan semakin kejam
Hanya sedikit manusia yang berhasil menjadi manusia
Selebihnya masih berproses
Masih berusaha
Berharap
Bergurau, untuk apa menjadi manusia

Struktur kehidupan semakin hancur
Melebur pada kesakitan yang tak pernah luntur
Pada manusia yang hidupnya diatur
Yang mengatur sibuk bermain catur
Catur kehidupan
Siapa yang pantas menjadi kaya
Siapa yang berhak menjadi penguasa
Siapa yang harus ditindas untuk sulit menikmati kehidupan

Sajak kemanusiaan bertahun-tahun dihadirkan
Pada tiap zaman yang merasakan kelaparan
Kehausan, kesakitan
Bahwa mereka sangat sulit merasakan nikmatnya kehidupan

Yang kaya semakin bahagia
Yang susah semakin sengsara
Yang berkuasa lupa akan amanahnya
Yang memberikan amanah asal memilihnya
Yang menegur lupa akan sekitarnya

Tak ada yang merasa salah
Semua dianggap baik-baik saja
Negara menganggap semua berjalan sebagaimana mestinya
Rakyat kecil menganggap hidup mereka tak pernah ada baiknya
Menjadi sasaran hukum
Menjadi sasaran laparnya nafsu
Menjadi luapan segala amarah

Negara semakin mengkerdilkan kemanusiaan
Rakyat kecil semakin terpojok akan aturan
Hidup tak ada yang tenang
Semua tertekan menyalahkan semesta yang mendesak kehidupan

Hidup semakin runyam dengan hadirnya pandemi
Semua kembali berlomba-lomba
Mencari kambing hitam
Mencari siapa yang pantas disalahkan dan dijatuhkan
Semua berlomba-lomba naik kepermukaan
Berharap diakui kehidupan
Bahwa dialah yang mampu memberikan kehidupan


Baca Juga: Suara Hati Rakyat


Namun ada juga yang sibuk untuk mengurus kepentingan
Tak perduli dengan pandemi ini
Yang terpenting segala kenikmatan berjalan lancar
Tak ada yang mengganggu
Tak ada yang mengusik
Ya, negara kita sibuk bahas omnibus law di atas penderitaan rakyatnya

Kematian hanya menjadi statistik
Tidak ada keseriusan dalam penuntasan
Apakah ini bukti kemanusiaan telah hilang
Biarkan setiap individu menilai dengan subjektifitas kemanusiaannya
Biarkan para pakar meniliai dengan kadar keilmuannya

Kita sedang menikmati dongeng kehancuran
Yang tak pernah terbayangkan sebelumnya
Namun selalu kita rasakan setiap waktunya

Selamat tinggal kemanusiaan
Kami akan selalu merindukanmu
Di ujung jalan yang menyedihkan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here